Laporan Biologi
“Transpor Membran”
OLEH
:
MUH.MUNIR
ERLA
PATIUNG
ENDANG
SRIWAHYUNI
ARJUNI
KELOMPOK
: LIMA
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Membran sel atau membran plasma terletak di sebelah luar
sitoplasma. Membran yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama
dengan membrane sel, yaitu terdiri atas molekul lemak dan protein. Membran sel
tersusun dari ±50% lipid dan 50% protein. Lipid terutama merupakan fosfolipid
yang tersusun 2 lapis, sedangkan protein tersebar di antara kedua lapis
fosfolipid tersebut. Protein yang tersembul di antara dua lapis fosfolipid
disebut protein ekstrinsik ( perifer ). Protein yang tenggelam di antara dua
lapis fosfolipid disebut protein intrinsik ( integral ). Protein ekstrinsik
bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan protein intrinsik bersifat hidrofobik
( menolak air ).
Karena susunan membran sel yang demikian, maka membran sel
bersifat semipermeabel atau selektif permeabel. Artinya membrab sel hanya dapat
dilalui oleh air dan zat – zat tertentu yang terlarut di dalamnya. Membran sel
berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari dan keluar sel.
Transport melalui membran sel dapat dibedakan menjadi 2, yaitu transport pasif
dan transport aktif. Transport pasif adalah transport yang tidak memerlukan
energi. Transport aktif adalah transport yang memerlukan energi.
Dalam laporan ini saya akan melaporkan mengenai praktikum
transport pasif yang terdiri dari
difusi, osmosis dan plasmolisis yang termasuk di dalam osmosis.
B.
Rumusan
Masalah
· Untuk Difusi
1. Bagaimana pergerakan yang terjadi pada tinta setelah
dimasukkan ke dalam air?
· Untuk Osmosis
1. Bagaimana perubahan dan perbandingan berat masing-masing
kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan aquadest, gula 0,25M; 0,5M;
dan 1M?
·
Untuk Plasmolisis
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap peristiwa
plasmolisis?
C. Tujuan
Dengan adanya praktikum mengenai
transport pasif dalam mata pelajaran biologi ini, kami mempunyai beberapa
tujuan yang diantaranya adalah :
1. Mampu menjelaskan prinsip dasar mekanisme transport pada
makhluk hidup melalui proses difusi dan osmosis.
2. Mampu membedakan prinsip dasar difusi dan osmosis.
3. Mampu menganalisis pengaruh konsentrasi gula terhadap
plasmolisis dengan teliti melalui percobaan menggunakan mikroskop.
4. Memenuhi laporan praktikum biologi.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DIFUSI
Difusi adalah
peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua
larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh
partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak
ada perbedaan konsentrasi.
Ada beberapa
faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
- Ukuran partikel : Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
- Ketebalan membran : Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
- Luas suatu area: Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
· Konsentrasi : semakin besar gradien ( perbedaan )
konsentrasi antara dua daerah ( larutan ) maka kecepatan rata – rata difusi
semakin tinggi.
- Suhu: Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang
penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai
jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang
dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa
terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic
atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan
energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate].
Difusi khusus
terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic
atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang
memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam
perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak
dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur
dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
B. OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan air
melalui membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi
tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding
dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti
bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
zat terlarut itu sendiri.
Osmosis dapat menjelaskan mengapa
air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
PLASMOLISIS
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis yang menyebabkan tumbuhan menjadi
layu. Plasmolisis merupakan proses dimana apabila sel tumbuhan dimasukkan ke
dalam larutan hipertonis, protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari dinding
selnya.
Sel tumbuhan dalam kondisi lingkungan berbeda
Jika sel tumbuhan
diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik),
sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan
lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih
banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai
di suatu titik di mana protoplasma sel
terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Akhirnya
cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Ada
beberapa mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara
berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat
dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik.
Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar
karena peristiwa difusi.
Plasmolisis
hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan
bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis,
seringkali menggunakan tanaman Elodea
atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga
proses dapat diamati dengan jelas.
“Jika
sebuah sel yang telah terplasmolisis dimasukkan atau dipindahkan ke dalam air
murni, maka gradien konsentrasi akan berbalik dan airnya akan berdifusi kembali
menuju sel dan protoplasma akan kembali seperti bentuk asalnya. Dapat dikatakan
plasmolisis sementara tidak akan merusak. Peristiwa ini disebut dengan
deplasmolisis. ( Suyitno, 2010:11 )”
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan
Tempat
Praktikum
biologi ini berlangsung pada Hari selasa tanggal 05 September 2013. Pukul 09:00
– 12;00 bertempat di laboratorium unit Biolodgi. Universitas Halu Oleo. Kendari.
B. Alat dan
Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Eksperimen “DIFUSI”
Alat
: Bahan
:
1. Gelas ukur 1.
Tinta
2. Eksperimen “OSMOSIS”
Alat
: Bahan
:
1. Timbangan 1.
Irisan kentang
2. Gelas ukur 2.
Larutan gula 0,25M; 0,5M; 1M
3. Cawan petri 3.
Air
4. Pisau
5. Pinset
6. Penggaris
3. Eksperimen “PLASMOLISIS”
Alat
: Bahan
:
1. Counter 1.
1 lembar daun Rhoeo discolor
2. Cutter / silet baru, pipet tetes 2. Larutan glukosa 0,25M; 0,5M dan 1M
3. Mikroskop cahaya 3.
Aquadest
C. Prosedur
Kerja
1. DIFUSI
a.
Siapkan air ke dalam gelas ukur
b. Masukkan setetes tinta ke dalam air tersebut
c.
Amati pergerakan yang terjadi dengan
seksama
2. OSMOSIS
a.
Buatlah irisan kentang dengan
potongan dadu ( 1x1x1x1 cm ) sebanyak 4 buah
b. Timbanglah masing – masing irisan kentang dan beri tanda
atau dicatat jangan sampai keliru
c.
Masukkan masing – masing 20 ml
larutan aquadest, gula 0,25M; 0,5M dan 1M pada gelas I, II, III, dan IV
d. Masukkan 1 potongan kentang ke dalam gelas I, II, III, dan
IV
e.
Diamkan kira – kira 20 – 30 menit,
kemudian ambil dengan pinset lalu ditimbang
f.
Catat perubahan berat kentang dalam
table, dan bandingkan dengan berat kentang sebelum direndam tadi
3. PLASMOLISIS
a.
Buatlah 3 sayatan tipis epidermis
bawah daun Rhoeo discolor
b. Letakkan masing-masing sayatan epidermis di atas gelas benda
c.
Amati dan gambar
d. Tetesi preparat sayatan epidermis tersebut dengan larutan (
glukosa 0,25M; 0,5M dan 1M )
e.
Amati masing-masing di bawah
mikroskop
f.
Amati dan gambar, hitung jumlah sel
yang terplasmolisis pada ketiga preparat dalam 2 menit
g. Tetesi kembali preparat dengan aquadest
h. Amati lagi apa yang terja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Hasil Pengamatan
1. Untuk DIFUSi
2. Untuk OSMOSIS
Dalam Air (gram)
|
Larutan Gula 0,25 M (gram)
|
Larutan Gula 0,5 M (gram)
|
Larutan Gula 1M (gram)
|
|
Berat awal
|
1,3
|
1,5
|
1,4
|
1,4
|
Berat akhir
|
1,5
|
1,5
|
1,3
|
1,4
|
Perubahan berat
|
+ 0,2
|
0
|
- 0,1
|
0
|
3. Untuk PLASMOLISIS
( Terlampir )
B. Pembahasan
1. DIFUSI
Ketika beberapa tetes tinta
dimasukkan ke dalam air, tinta akan bercampur dengan air, dan dalam beberapa
menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah bercampur dengan air secara
keseluruhan.
2. 1. OSMOSIS
Seharusnya berat kentang setelah dimasukkan
dalam larutan gula 0,25 M dan
larutan gula 1M adalah berkurang karena air yang berada pada kentang bergerak
keluar ke gelas ukur sehingga kadar air pada kentang berkurang dan menyebabkan
berat pada kentang berkurang. Namun,
pada praktikum saya berat kentang yang dimasukkan dalam larutan gula
0,25M tidak mengalami perubahan berat.
Hal ini mungkin dikarenakan, pada saat menimbang kentang tidak bisa tepat
karena timbangan yang digunakan tidak bisa seimbang. Atau mungkin dikarenakan,
kesalahan pada saat menimbang..
Pada kentang yang direndam dalam air,
peristiwa yang berkebalikan terjadi. Air
masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis
dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan
sel tekanan turgornya tinggi. Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras dan
beratnya bertambah.
3. 2.
PLASMOLISIS
Pada pengamatan proses plasmolisis, daun Rhoe discolor yang
ditetesi larutan glukosa setelah didiamkan selama kurang lebih 2 menit
menghasilkan bentuk yang berbeda dari bentuk asal sel daun Rhoe discolor.
Daun Rhoeo discolor telah mengalami
plasmolisis, yakni peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran
plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik . Pada saat diteteskan air, kondisi sel daun Rhoeo discolor dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel
berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding
sel. Air yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di
luar sel, sehingga bentuk sel normal. Pada saat larutan glukosa diteteskan di atas
sayatan daun Rhoeo discolor, lingkungan yang terbentuk
di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan hipotonik pada bagian dalam sel.
Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui selaput
semi-permeabel dari konsentrasi pelaru
tinggi
(hipotonik) menuju konsentrasi rendah (hipertonik), air akan mengalir keluar
dari vakuola menuju luar sel karena adanya tekanan osmosis. Akibatnya sel daun Rhoeo discolor
kehilangan air sehingga sitoplasma yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi
dinding sel seolah-olah keluar dan pecah dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma
memudar menjadi bercak- bercak berwarna ungu.
Hal ini terjadi karena larutan glukosa
yang diteteskan berperan sebagai larutan
hipertonik, yakni larutan yang konsentrasinya lebih rendah daripada cairan di
dalam sel. Sedangkan air pada sel daun Rhoeo
discolor berperan sebagai hipotonik.
2.
Diskusi
ü
a. Difusi
1. Apa yang terjadi pada eksperimen difusi?
Difusi terjadi atas respon terhadap perbedaan konsentrasi. Pada difusi pada
tinta yang terjadi pada tinta adalah tinta tersebut akan bercampur dengan air, dan dalam beberapa menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah
bercampur dengan air secara keseluruhan.
2. Apa yang dapat disimpulkan dari ekserimen tersebut?
Difusi adalah suatu perpindahan partikel atau zat terlarut
dari yang hipertonik (konsentrasi tinggi) ke partikel atau zat terlarut yang
hipotonik ( konsenntrasi rendah).
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana
perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
ü b.
Osmosis
1. Apa yang terjadi pada irisan kentang pada tiap perlakuan?
Mengapa demikian?
Irisan
kentang yang dimasukkan dalam larutan gula, beratnya akan berkurang karena air
yang berada pada kentang bergerak keluar ke gelas ukur sehingga kadar air pada
kentang berkurang dan menyebabkan berat pada
kentang berkurang. Irisan kentang yang dimasukkan dalam air, beratnya
akan bertambah karena air masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel
kentang hipertonis dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi
sel bertambah, dan sel tekanan turgornya tinggi. Inilah yang menyebabkan
kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
2. Apa yang dapat disimpulkan dari eksperimen di atas?
Osmosis
adalah suatu proses pepindahan suatu zat pelarut dari konsentrasi tinggi
ke zat pelarut yang konsentrasi rendah melalui membrane semi permeable ( dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
3. Peristiwa apa yang terjadi pada eksperimenmu?
Osmosis
c.Plasmolisis
a.
Apa perbedaan sel – sel epidermis
sebelum dan sesudah ditetesi dengan larutan glukosa?
Setelah
ditetesi larutan gula, protoplasma dalam sel keluar dari dinding sel epidermis
Rhoeo discolor.
b. Apa yang melatarbelakangi hal tersebut?
Latar
belakangnya karena sel epidermis daun Rhoeo discolor tersebut ditetesi larutan
hipertonis ( gula 1 M ) protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari dinding
selnya.
c.
Disebut peristiwa apa itu?
Peristiwa
plasmolisis.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Difusi adalah suatu perpindahan
partikel atau zat terlarut dari yang hipertonik (konsentrasi tinggi) ke
partikel atau zat terlarut yang hipotonik ( konsenntrasi rendah).
·
Osmosis adalah suatu proses
pepindahan suatu zat pelarut dari konsentrasi tinggi ke zat pelarut yang
konsentrasi rendah melalui membrane semi permeable ( dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat ).
·
Plasmolisis adalah peristiwa
mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan
jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Sukoco.2009.DIKTAT BIOLOGI .Yogyakarta.Drs. Sukoco
Pratiwi, D.A. 2006.BIOLOGI DASAR.Penerbit. ERLANGGA.Jakarta
kensinhimura
0 komentar:
Posting Komentar